Aku berhenti saja part II

Sepertinya aku emang harus berhenti saja. Berhenti cari alasan untuk Tidak Ikut Tarbiyah dan membenci dengan semua alasan yang ada. Ah tarbiyah kau terlalu banyak meminta padaku. Setelah kupikir ulang kau sangat banyak membantu keberhasilanku malah banyak membangkitkan potensi ku. Sangat banyak yang berhasil karenamu maka akan ku katakan keberhasilan itu karena mu, seperti ungkapan “Tarbiyah bukan segalanya, tapi semua berawal dari tarbiyah. Tarbiyah sesuai dengan asal kata mu :

  1. Rabaa-yarbuu yg bermakna namaa-yanmuu, artinya berkembang.
  2. Rabiya-yarbaa yg bermakna nasya-a, tara’ra-a, artinya tumbuh.
  3. Rabba-yarubbu yg bermakna aslahahu, tawallaa amrahu, sasa-ahuu, wa qaama ‘alaihi, wa ra’aahu, yang artinya masing memperbaiki, mengurus, memimpin, menjaga dan memeliharanya (atau mendidik).

Luar biasa ku pikir. Dengan mu kau menumbuhkan semangat ku, menumbuhkan kemauan ku, menumbuhkan cintaku pada tuhan ku dan rasul ku, mengembangkan potensi diriku, menjaga diriku dari kemaksiatan, memperbaiki diri ku menjadi lebih baik, membuatku menjadi seorang pemimpin..ah terlalu banyak alasan untuk berhenti mencari alasan untuk tidak tarbiyah. Tarbiyah aku ingin berhenti saja dari semua alasan itu!!

Tiap pekan kau meminta waktu ku 2 jam an untuk menghadiri pertemuan dengan mu. Waktu yang terlalu singkat jika dibandingkan 7 hari dan 24 jam per hari dari waktu yang kumiliki. Terlalu singkat untuk bisa menunjang kuliah ku, karir ku, cita-cita ku dan impian ku. Alangkah baiknya kutambah waktu ku dengan membaca buku di rumah, diskusi dengan teman2, mengikuti dauroh, seminar, mabit, rihlah, mukhyam, tastqif dan ta’lim agar aku bisa menikmati hidup ku dengan selalu bersama mu.

Tarbiyah kau sering memintaku untuk meningkatkan dan melaporkan amalan yaumiku, begitu perhatiaanya kau kepadaku di tengah ketidakpedulian orang lain terhadap ku. Aku berharap ketika malaikat menuliskan dan melaporkannya kepada tuhanku, aku dalam keadaan dekat denganNYA dengan amalan wajib dan amalan sunnah yang begitu banyak dan berkualitas. Dan kalau ada yang mempermasalahkan itu ria dan tidak ihklas hanya aku dan Tuhan ku saja yang tahu dan itupun pernah dilakukan oleh Rasulullah kepada sahabatnya dan beliau tidak mempermasalahkannya. Ah tarbiyah, kau selalu menanyakan dhuha ku bagaimana, qiyamullail ku bagaimana, tilawah ku bagaimana, shalat jama’ah ku bagaimana dan seabrek amalan lain yang ku pikir dengan targetan itu akan meningkatkan kecintaan Tuhan ku kepada ku. Belum lagi ketika ramadhan malah kau banyak menuntutku untuk memperbanyak ibadah, karena kau tau itu sangat berguna bagiku dengan balasan pahala dan kebaikan yang luar biasa padahal aku tau ramadhan itu bulan puasa, tidak makan, tidak minum dan sedikit tidur, Ah nikmatnya bisa beribadah di bulan kemenangan ini!!

Tarbiyah, aku sadar, aku tidak salah tempat mencari mu selama ini. Kau yang disebut-sebut sebagai wadah untuk meningkatkan wawasan keislamanan ku ternyata banyak mengajarkanku untuk membuatku paham dengan masalah fiqih, paham dengan masalah syariat meskipun sangat minim. Dan aku sedari awal sudah tau karena pembinaku telah mengingatkan ku tentang ini. Makanya aku ingin berhenti saja cari alasan untuk tidak Tarbiyah!! Tidak masalah aku harus dibina oleh orang yang tamatan Ekonomi, Peternakan, Pertanian, MIPA dan ilmu umum lainnya, karena sarana tarbiyah itu banyak. Ada tastqif, ada dauroh, ada mabit, ada ta’lim, ada mukhayam dan lainnya…ah aku saja yang tidak mau mengikutinya.

Tarbiyah kau juga meminta ku ikut bumi perkemahan (mukhayam). Kau agendakan ini sekali setahun untuk para anggotamu. Kau bilang ini untuk melatih jasadiyah ku, dan apa yang kurasakan sangat luar biasa. Bumi perkemahan tidak hanya sebagai tempat untuk menikmati alam, tapi juga unttuk melatih fisik ku agar kuat, aku disuruh  push up, aku di suruh sit up, aku disuruh merayap, aku harus long marc dan aktivitas lainnya yang melatih jasadiyah ku karena kutahu Allah sangat mencintai orang yang kuat seperti sabda nabi ku :

Dari sahabat Abu Hurairah, Bersabda Rasulullah, “Mu’min yang kuat lebih dicintai Allah dari mu’min yang lemah, dan masing-masing memiliki kebaikan. Bersemangatlah terhadap hal-hal yang bermanfaat bagimu dan mohonlah pertolongan kepada Allah dan jangan merasa malas, dan apabila engkau ditimpa sesuatu maka katakanlah “Qodarulloh wa maa syaa’a fa’al, Telah ditakdirkan oleh Allah dan apa yang Dia kehendaki pasti terjadi”. HR. Muslim

dan akhirnya apa???aku mendapatkan jasad ku bertambah kuat dan luar biasa nikmat.

Dilain waktu kau juga memintaku untuk ikut mukhayam Al qur’an. Aku, kau minta untuk menghafal alquran, memperbanyak tilawah minimal 1 juz perhari itupun minimal, mentadaburinya, mengamalkannya, ah begitu perhatiannya engkau. Karena ku tahu ini demi diriku ku. Coba bayangkan kalau seandainya aku bisa hafal Alquran maka di akhirat kelak aku bisa memberikan pertolongan kepada keluarga ku untuk masuk surganya walau mereka sudah ditetapkan masuk neraka.

Tarbiyah, kau juga memintaku untuk berda’wah. Mengajak orang lain ikut memahami nilai-nilai keislaman, menjalankan islam dengan baik dan mengajak orang lain untuk ikut menjadi bagian penyerunya. Kau pinta juga aku untuk membina orang-orang yang bisa ku bina. Pekerjaan yang sangat nikmat aku fikir, mengapa tidak?? Balasannya saja begitu luar biasa melebihi onta merah!!, atau di lain waktu rasul mengatakan lebih baik dari bumi dan seisinya. Ah tidak!! baru ku sadar tidak masalah untuk berlelahan karena balasannya yang luar biasa. Untuk menjadi penyeru terlalu lama rasanya kalau harus menunggu jadi kaya dulu, sudah jadi ulama dulu, sudah jadi orang besar dulu atau sudah jadi pemimpin dulu.

Tarbiyah aku yakin kau akan membuatku menjadi tokoh besar. Meski tidak seperti Hatta, Natsir, Hamka, Agus salim, Soekarno, adam malik dan tokoh besar lainnya. Karena aku diciptakan untuk berbeda dengan ketokohan berbeda. Kalau pun ada yang berhasil tanpa mengenal tarbiyah, seperti bill gates, steve jobs, mark zuckerback dan yang lainnya. Ah itu hanya sekedar dunianya saja yang sangat fana padahal hidup yang kekal itu adalah akhirat.

Tarbiyah terlalu banyak alasan bagi ku untuk selalu bersamamu ketimbang alasan untuk berhenti. Dan semua alasan untuk berhenti TARBIYAH tidak lebih dari nafsu belaka.

Terakhir aku katakan “AKU BERHENTI MENCARI-CARI ALASAN UNTUK TIDAK TARBIYAH”

Sumber gambar Disini

This entry was posted in Islam, Tafakur and tagged , , . Bookmark the permalink.

10 Responses to Aku berhenti saja part II

  1. ridhorasheed says:

    semoga hati ini senantiasa istiqomah dengan tarbiyah

  2. GivaMaryesya says:

    Ini bagian klarifikasi dari yang sebelumnya ya bang? Yang pertama bikin geleng-geleng…yang kedua bikin ngangguk-ngangguk….

    • Al-Mandawiy says:

      lebih tepatnya sebuah sekuel cerita..yup kita gelengkan untuk tidak tarbiyah dan kita anggukan untuk lanjutkan tarbiyah

  3. Never Ending For Tarbiyah Brother?!

  4. nurulkarmi says:

    tulisan yang keren sekali

Leave a reply to Al-Mandawiy Cancel reply